sulit sekali melukis wajahmu
berkali-kali kertas ku remas
ku hempas jauh-jauh
ku lempar pena
karena kecewa
Tuesday, July 31, 2007
Sunday, July 29, 2007
ster
aku baru saja mati
ruh ku melayang
mengutuki jasadnya sendiri
atas kesia-siaannya
kedua tangan
pikiran dan hati ini
dan sesuatu yang di hasilkan darinya
tak lebih dari seonggok kotoran anjing
ruh ku melayang
mengutuki jasadnya sendiri
atas kesia-siaannya
kedua tangan
pikiran dan hati ini
dan sesuatu yang di hasilkan darinya
tak lebih dari seonggok kotoran anjing
Skak Ster
tolong dengarkan
apa yang baru saja kuciptakan
lupakan nak,
aku lebih suka kau melakukan hal yang lebih berguna
apa yang baru saja kuciptakan
lupakan nak,
aku lebih suka kau melakukan hal yang lebih berguna
Van Gogh Di Tengah Keidiotan Kehidupan
Dunia bisa tertinggal selangkah
dua langkah
tiga langkah
bahkan seratus ribu langkah
di belakangmu
hanya saja
mereka yang tertinggal
tak akan pernah bisa
memahami
ketertinggalan mereka
dua langkah
tiga langkah
bahkan seratus ribu langkah
di belakangmu
hanya saja
mereka yang tertinggal
tak akan pernah bisa
memahami
ketertinggalan mereka
Naif
aku berbicara dengan bahasa
mereka menjawab dengan logika
aku berbicara tentang mimpi
mereka menjawab dengan realita
aku berbicara tentang sejuta cita-cita
mereka menjawab dengan satu pilihan
aku berbicara tentang kehidupanku
mereka menjawab dengan kematianku
mereka menjawab dengan logika
aku berbicara tentang mimpi
mereka menjawab dengan realita
aku berbicara tentang sejuta cita-cita
mereka menjawab dengan satu pilihan
aku berbicara tentang kehidupanku
mereka menjawab dengan kematianku
Tewas
anjing liar mati
di tengah jalan
bukan di peti mati
atau di tempat tidur
anjing liar mati
terkapar busuk
tak kuasa melawan
dinginnya malam
di tengah jalan
bukan di peti mati
atau di tempat tidur
anjing liar mati
terkapar busuk
tak kuasa melawan
dinginnya malam
Pahlawan
bila kau bertarung melawan zaman
dan kau kalah
setidaknya dirimu pernah berada di garis depan
menentang kehidupan
dan kau kalah
setidaknya dirimu pernah berada di garis depan
menentang kehidupan
Bersulang!
bila jalan tak lagi berarah
hanya lurus lempeng belaka
dan manusia berjalan ke arah yang sama
sambil mengenakan kacamata kudanya
sedang dirimu tengah tertawan oleh mereka
maka segelas baygon menjadi teman dukamu yang terbaik
hanya lurus lempeng belaka
dan manusia berjalan ke arah yang sama
sambil mengenakan kacamata kudanya
sedang dirimu tengah tertawan oleh mereka
maka segelas baygon menjadi teman dukamu yang terbaik
Friday, July 20, 2007
Restart
aku melihat permainan
aku ingin menjadi bagiannya
aku ingin mencobanya
aku ingin melebur ke dalamnya
aku tak punya waktu
untuk bermain
aku tak pernah punya
cukup waktu
permainan akan di tutup
di bongkar dan di tiadakan
padahal tiket sudah terbeli
dan baju baru sudah kupakai
semuanya musnah....
semuanya sia-sia...
padahal susah payah aku tidur cepat
menunggu hari ini tiba
padahal susah payah aku menabung
menunggu hari ini tiba
padahal susah payah aku bersabar
menunggu hari ini tiba
ternyata semuanya tak lebih dari
kebohongan halus semata
aku ingin bermain
aku ingin tiket bermainku kembali
aku ingin menjadi bagiannya
aku ingin mencobanya
aku ingin melebur ke dalamnya
aku tak punya waktu
untuk bermain
aku tak pernah punya
cukup waktu
permainan akan di tutup
di bongkar dan di tiadakan
padahal tiket sudah terbeli
dan baju baru sudah kupakai
semuanya musnah....
semuanya sia-sia...
padahal susah payah aku tidur cepat
menunggu hari ini tiba
padahal susah payah aku menabung
menunggu hari ini tiba
padahal susah payah aku bersabar
menunggu hari ini tiba
ternyata semuanya tak lebih dari
kebohongan halus semata
aku ingin bermain
aku ingin tiket bermainku kembali
Wednesday, July 18, 2007
Sunday, July 15, 2007
Surat Yang Tak Terkirim
secarik kertas dan
sebatang pena sebagai
teman laraku
di dada
pengusir sepi dan
penutup dinginnya malam
aku tercekik perih oleh
sebuah purnama
di jerat sinar-sinarnya
sampai menembus
relung hatiku
limbung dalam pelukan
bintang-bintangnya
aku ingin menulis seribu kata
bukan...
sejuta kata saja
tentang sepasang
tatapmu
dalam setiap kerdipnya
dengan sekejap kilaunya
lalu aku ingin melukis
selembar senyum
dengan gurat jariku
sendiri
dalam terpejam
kuleburkan warnamu dalam pelangi
namun tak pernah tercipta di kedua jariku
perlahan engkau terbentuk
dengan warna hitam
dan putih
oleh sebuah rangkaian
kata-kata
yang bergemuruh di dalam dadaku
dan ingin keluar dari jiwa yang rapuh ini
aku hanya ingin mengatakan
bahwa dirimu telah membawaku lari
jauh....
jauh sekali...
dari paradoks
yang menggerogoti tulang belulangku
dan mengoyak kulitku
aku hanya ingin mengatakan
bahwa dirimu telah membuatku
terlelap...
nyenyak sekali...
dalam buaian kabutmu
yang membuatku mabuk
dan tak sadarkan diri
aku hanya ingin mengatakan
tentang rangkaian kata
yang membentuk rupamu
perlahan dengan desis
di telingamu
tahukah kini kau, sayang?
aku terbujur kaku merindumu
sebatang pena sebagai
teman laraku
di dada
pengusir sepi dan
penutup dinginnya malam
aku tercekik perih oleh
sebuah purnama
di jerat sinar-sinarnya
sampai menembus
relung hatiku
limbung dalam pelukan
bintang-bintangnya
aku ingin menulis seribu kata
bukan...
sejuta kata saja
tentang sepasang
tatapmu
dalam setiap kerdipnya
dengan sekejap kilaunya
lalu aku ingin melukis
selembar senyum
dengan gurat jariku
sendiri
dalam terpejam
kuleburkan warnamu dalam pelangi
namun tak pernah tercipta di kedua jariku
perlahan engkau terbentuk
dengan warna hitam
dan putih
oleh sebuah rangkaian
kata-kata
yang bergemuruh di dalam dadaku
dan ingin keluar dari jiwa yang rapuh ini
aku hanya ingin mengatakan
bahwa dirimu telah membawaku lari
jauh....
jauh sekali...
dari paradoks
yang menggerogoti tulang belulangku
dan mengoyak kulitku
aku hanya ingin mengatakan
bahwa dirimu telah membuatku
terlelap...
nyenyak sekali...
dalam buaian kabutmu
yang membuatku mabuk
dan tak sadarkan diri
aku hanya ingin mengatakan
tentang rangkaian kata
yang membentuk rupamu
perlahan dengan desis
di telingamu
tahukah kini kau, sayang?
aku terbujur kaku merindumu
Subscribe to:
Posts (Atom)