senja semakin merah seperti rona mawar
langit sebentar lagi padam di telan awan tebal
di langit segelap ini, bagaimana mungkin bintang terlihat dik?
perahumu yang terombang ambing nampaknya sudah mulai bisa bergerak teratur
mendekati dermaga kecil yang sudah tak asing lagi bagimu
kau tak tahu...
aku tambatkan kapalku di dekat dermaga yang kau tuju itu
hendak menjemput kedatanganmu
senja merah tak lagi tampak di langit
yang ada hanya terang purnama tanpa gemintang
dermaga itu mungkin menjadi tempat persinggahanmu yang abadi nanti
setelah pernah terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni yang besar
engkau boleh kembangkan senyummu tatkala perahu kau tambatkan di dermaga itu
dan berlinangan air mata kebahagiaan sampai puas
tapi aku akan segera pergi dari dekat situ bersama perahuku yang selalu tua
mendayungnya sekuat tenaga hingga kedua lenganku putus
mengkaramkannya di tengah laut yang jaraknya sejuta mil darimu
membaringkan tubuh yang mengigil di atas permukaan air laut yang tak berdasar
hingga kau pergi dari dermaga itu
atau aku yang menghilang selamanya
seperti senja merah yang tak muncul lagi untuk kedua kalinya
Wednesday, December 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment