Monday, December 31, 2007

Si Manusia Kota

aku bersama si tak mau kalah
ternyata hanya seorang manusia kota biasa
manusia kota
yang seperti botol kaca

awas bila pecah
belingnya bisa melukaimu dengan parah
meski tanpa perlu di pecahkan
tetap bisa membunuhmu

Kupu-Kupu Kuning

coba lihat kupu-kupu kuning
yang berterbangan di antara dedaunan lebat
mereka berpasang-pasangan
mungkin sedang pacaran
atau baru kawin

sesekali mereka hinggap pada bunga-bunga kuningnya
sekedar untuk istirahat
atau mereguk madu
lalu kembali mengepakkan sayapnya
dan terbang lagi di temani mentari

ada seekor yang berwarna putih hitam
ia hanya singgah sebentar saja di sana
lalu pergi ke pohon di seberangnya
dan tak kembali lagi

ouw, ada angin besar berhembus
menggoyangkan dedaunan tiba-tiba
cukup mengejutkan mereka yang tengah bercumbu di atas bunga
tapi jangan kuatir
ia hanya mengucapkan salam saja
pada kupu-kupu kuning yang bermain

Thursday, December 27, 2007

Sajak Tahun Baru

empat hari lagi tahun berganti
gerak waktu sering kali menampar pipi kita berdua
dengan tak di sadari kini kita semakin dewasa
mungkin dua tiga hari lagi uban di rambut kita akan tumbuh
dan jari-jari tangan kita akan keriput
kita menjadi tua

mengapa kita masih saja berbincang kosong seperti ini?
aku ingin tahu apa yang kau sembunyikan dariku
dan apa yang kusembunyikan darimu
mumpung kita masih bisa bersama
dan masih bisa menertawakan kebodohan demi kebodohan bersama
tak ada yang tahu bila sebentar lagi ini berakhir

kita sudah cukup dewasa untuk memilih jalan masing-masing
tiada selamanya kita bisa berdua seperti kemarin atau tadi
cukup menyenangkan kita mengayunkan langkah bersama
berjalan di bawah rembulan berdua
kita seperti sepasang burung merpati
lain kali kan ku gandeng tanganmu erat

coba kau perhatikan suasana malam ini
lebih sepi dari hari-hari biasanya
itulah kesepian
sosok aneh yang kadangkala di benci
bahkan di rindukan oleh sebagian umat manusia
mereka yang membencinya adalah para perindu hati
dan mereka yang merindukannya adalah para pencari sejati
yang manakah dirimu?

bila saatnya tiba kita melangkah di jalan yang berbeda
masing-masing dari kita akan merasakan kesepian
kesepian kecil yang membungkus dada kiri kita
yang lalu menjadi jentik-jentik penyakit
di mana nantinya akan menghanyutkan kita ke laut kesunyian
nanti kita bisa jatuh sakit
nyeri

satu hal yang akan membuatku mati dalam penderitaan
adalah masih terkuburnya sebuah sajak yang tertinggal di dalam dada
yang masih kusembunyikan untukmu
di saat kita telah menempuh jalan yang berbeda...
aku tak tahu bagaimana denganmu...apakah juga begitu?
tapi saat itu kita sudah tak bisa lagi sering bertemu
mungkin aku sudah jadi kakek dan kau juga sibuk jadi nenek
bahkan mungkin juga kita sudah lupa apa yang pernah kita lakukan dulu
dengan kata lain : terlambat

aku tidak ingin menjadi hantu di tahun baru
atau menjadi hantu penasaran seumur hidup
aku ingin berbicara denganmu tentang sajak yang terpendam
selagi aku masih hidup dalam tingkat kewarasan yang wajar
dan dunia belum memisahkan kita

aku ingin kita berdua menggalinya bersama
dan menemukannya bersama
lalu membacanya dengan keras-keras
agar dunia tahu...tidak!....angkasa raya beserta penduduknya pun tahu
tentang apa yang kutulis tentangmu

bagaimana denganmu?....
apakah kau juga menyimpan selembar sajak untukku?
berapa tahun lagi kan kau bacakan untukku?
saat usia kita 70 tahun kah?
87 tahun kah?
atau mungkin nanti kau bacakan di depan nisanku?
sebagai hadiah kematianku yang terindah?
aku akan tetap menantinya

Wednesday, December 26, 2007

Dermaga Kecil

senja semakin merah seperti rona mawar
langit sebentar lagi padam di telan awan tebal
di langit segelap ini, bagaimana mungkin bintang terlihat dik?
perahumu yang terombang ambing nampaknya sudah mulai bisa bergerak teratur
mendekati dermaga kecil yang sudah tak asing lagi bagimu
kau tak tahu...
aku tambatkan kapalku di dekat dermaga yang kau tuju itu
hendak menjemput kedatanganmu

senja merah tak lagi tampak di langit
yang ada hanya terang purnama tanpa gemintang
dermaga itu mungkin menjadi tempat persinggahanmu yang abadi nanti
setelah pernah terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni yang besar
engkau boleh kembangkan senyummu tatkala perahu kau tambatkan di dermaga itu
dan berlinangan air mata kebahagiaan sampai puas

tapi aku akan segera pergi dari dekat situ bersama perahuku yang selalu tua
mendayungnya sekuat tenaga hingga kedua lenganku putus
mengkaramkannya di tengah laut yang jaraknya sejuta mil darimu
membaringkan tubuh yang mengigil di atas permukaan air laut yang tak berdasar
hingga kau pergi dari dermaga itu
atau aku yang menghilang selamanya
seperti senja merah yang tak muncul lagi untuk kedua kalinya

Tuesday, December 25, 2007

Balada Tidurmu

tringg..tringgg....triingg...
ooo laa..laaa...laaa....

tring..tringg..triingg...

petikan gitar akustikku mengantarmu tidur

tring...tringgg...triinngg...
menemanimu sampai bermimpi indah

tring...tringgg..triingg...
la..la...la...laaa...

tring...tringg...tringgg
kasihan...

tringg..triinngg..trinnnggg...
hari ini lelah sekali ya?

tring..trinnggg..tringgg...
ya sudah tidur saja

tringg...tringgg..tringgg....
besok lagi bicaranya

triing...trinngg...triiinggg....
la...laaa..laaaaa....

tring....triingg....trinnggg....
aku memetik gitar akustikku

tring...tringgg..triinggggg...
menemani kantukmu

tringg...tringgg.....tringggg...
hingga membuatmu tertidur

tring...tringg...trinnggg...
ooh la...laa..laaa....

tringg...tringgg..trinnggg
semoga kau mimpi indah

trinnng...tringg....trriinnggg....

Saturday, December 22, 2007

02:38 AM

langit masih gelap
sinar mentari masih belum terbit
ini baru pukul setengah tiga pagi
masih terlalu sore untuk tidur
bagi mereka para penenggak
cawan asmara

Sajak Yang Gosong

sajak yang hangus terbakar tak akan mungkin bisa terbaca
lebih baik di masukkan ke keranjang sampah
atau di hancurkan sekalian tanpa sisa
dengan jari-jarimu yang patah

terima kasih kepada apimu yang telah memberangus sajak-sajakku
kini semuanya menjadi tak berguna
hanya tinggal serpihan-serpihan yang telah gosong
yang akan terbawa angin sampai hancur

tampaknya angin membawa apimu untuk membakar yang lainnya
setelah membuat kebakaran hebat di sini
entah sampai berapa jauh angin akan membawamu
aku ragu dapat melihat nyala terangmu lagi

aku melangkah berlawanan arah dengan pergimu
sambil menghamburkan serpihan-serpihan sajakku yang telah gosong
ke jalanan yang penuh kerikil dan lumpur becek
yang tak pernah mau kau lewati

hutan belantara tempat si gila bersembunyi
yang tengah menghancurkan dirinya dengan sajak-sajak miliknya
mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menyendiri
sampai aku bisa terbangun untuk yang kedua kalinya dari mimpi panjangku

Thursday, December 20, 2007

Halo

bagaimana kabarmu pagi ini?
-baik-baik saja-

(bunyi detak jam)

..................................


nyenyakkah tidurmu semalam? mimpi apa?
-nyenyak donk. Lupa mimpi apa-

(bunyi detak jam)

...................................

sedang apa? sibuk ya?
-Chating sama teman-

(bunyi detak jam)

...................................

pagi-pagi begini? siapa?
-ada deh-

(bunyi detak jam)

.................................

ooo ok

(bunyi detak jam)

.................................

(menyalakan lagu-lagu di Winamp)

.................................

(pandangan menerawang ke langit-langit)

.................................

(mulai menulis)

................................

"bagaimana kabarmu pagi ini?"
"baik-baik saja"

(bunyi detak jam)

..................................


"nyenyakkah tidurmu semalam? mimpi apa?"
"nyenyak donk. Lupa mimpi apa"

-bunyi detak jam-

...................................

"sedang apa? sibuk ya?"
"Chating sama teman"

-bunyi detak jam-

...................................

"pagi-pagi begini? siapa?"
"ada deh"

-bunyi detak jam-

.................................

"ooo ok"

-bunyi detak jam-

.................................

-menyalakan lagu-lagu di Winamp-

.................................

-pandangan menerawang ke langit-langit-

.................................

-mulai menulis-

................................

Wednesday, December 19, 2007

Puisimu

puisi ini kutulis untukmu
bukan untukku
tapi untukmu
kamu tahu?
pasti tak tahu
kalau kuberitahu
kamu pasti cemberut
terus sakit perut
dan hubungan kita pun jadi surut

ini puisimu
puisi tentang dirimu
bukan puisiku
bukan pula tentang diriku
tapi kamu tak tahu
dan tak akan kuberitahu
cuma aku yang tahu
coba tanyakan pada hatimu
kalau kau memang ingin tahu

Sunday, December 16, 2007

Kok Ngumpet

kok ngumpet?
tadi tidak ada
sekarang muncul tiba-tiba
tapi diam

kok ngumpet?
sedang tidak ingin di ganggu
atau sudah muak
kusatroni malam-malam?

kok ngumpet?
lagi sibuk
atau jalan-jalan
sama papa-mama?

kok ngumpet?
ini kan hari minggu
bukan hari senin
atau sabtu

kok ngumpet?
sebenarnya kamu ada kan?
atau tidak ada?
atau pura-pura tidak ada?

kok ngumpet?
kok ngumpet?
kok ngumpet?
kok ngumpet?

?????
????
???
??
?

Yaah...!

sayangnya cuma mimpi

Friday, December 14, 2007

Harta Karun

aku tengah memendam harta karun
kusimpan di sebuah peti dan kukuburkan di dasar bumi
agar tak ada yang tahu
apa yang tengah kupendam

tapi aku ingin hartaku di ketahui
maka itu kunci dan petanya kuberikan padamu saja, sayang
agar bisa kau temukan petinya
dan bisa kau lihat
apa yang kusimpan di dalamnya

percuma

Malam ini aku berteman dengan kesia-siaan
sebuah harapan kosong melompong
fatamorgana di padang pasir
sebuah kemustahilan

apa yang sebenarnya kutunggu?
apa yang tengah kunanti?
terus terang
aku sengaja menyia-nyiakan malam ini
untuknya

Lima Menit

begitu aku sampai di rumahku
dan duduk di depan layar monitorku
kulihat ternyata kamu sudah tertidur
aku terlambat

memang hari ini sungguh melelahkan
dan sedikit menyebalkan...
seandainya kamu masih terbangun
aku ingin mengobrol sekali lagi denganmu
lima menit saja

Monday, December 10, 2007

Dua Jam Dari Tujuan

pada malam yang panas
seorang anak kecil tengah berlari mengejar bis
ia berlari begitu cepat
secepat bis itu melaju
sedangkan di dalam bis ini dua pengamen bersuara cempreng
menyanyikan dua lagu
seharusnya tiga lagu...
si kecil membagikan amplop
si pemetik gitar mendendangkan lagu cinta
malam seperti apa yang mereka jalani?
bila malamku adalah malam yang panas
pengap
pegal
penuh sesak oleh manusia...
di tambah lagi tengah mengenakan jaket setebal ini
dan sekujur tubuhpun basah kuyup

Sunday, December 9, 2007

Senin

saat ini mungkin kamu tengah jalan-jalan
menikmati udara malam
di bawah gemerlap lampu kota jakarta
dan di dalam mobil ...
seperti dirimu biasanya
yang suka jalan bersama kawan-kawan
belanja di mall mungkin
bergosip berlama-lama sampai lupa waktu
atau sambil makan di foodcourt
seperti wanita pada umumnya

tapi aku di sini hanya menanti seperti patung
di depan layar monitor
aku menanti senin...
di malam yang berawan
dan ruangan ber AC ini
aku menanti senin...

karena bila senin kembali
aku dapat menatap sebentuk rupa lagi
yang belum bisa padam
masih terus hidup bagai nyala api lilin
kecil namun berarti
dan tak mati walau kutiup berkali-kali
bahkan sempat membakar jariku
yang mencoba memadamkannya

aku terus menanti senin...
satu-satunya yang masih membuatku bertahan
menjadi pelacur mesin besar
adalah senin...
aku menanti senin...
masih ada api kecil yang menyala
di hari senin...

Tuesday, December 4, 2007

Jalan

bila ujung dari kehidupan di dunia ini adalah kematian
mengapa saat hidup harus takut menempuh jalan yang lain ?

Sunday, December 2, 2007

Kehidupan Baru

kehidupan nyata begitu mirip saat kita berusia enam tahun
atau saat pertama kali kita masuk kelas satu SD
di mana saat pertama kali memasukinya
semuanya terasa baru dan asing
ada sedikit rasa tegang dan cemas
bahkan kadang enggan pergi ke sekolah
karena ada seorang teman yang jahil
atau guru yang galak
disini saat disiplin mulai di terapkan
dan jangan sekali-kali kau melanggarnya
atau kau bisa kena setrap oleh guru
sudahkah kau kerjakan PR hari ini?
lalu bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru
yang belum pernah kau temui sebelumnya
bagaimana kau jalani kehidupan SD mu dulu?
apa yang membuatmu enggan pergi ke sekolah?
tentu ada maksudnya
kau tak pernah tak beralasan
tak pernah

Saturday, December 1, 2007

Huruf

melalui rentang jarak puluhan kilometer kita berbicara
tanpa memandang wajah masing-masing
terpisah oleh batas ruang dan waktu
yaitu sebuah layar monitor dengan barisan-barisan huruf
di mana huruf-huruf itu adalah kita sendiri
yang mencoba bertaut satu sama lain
hurufku dengan hurufmu mencoba bersatu
namun selalu tidak berhasil
bagaikan dua kutub magnet yang serupa bila di dekatkan
terlalu banyak huruf yang datang ke layar monitormu
tentunya bukan hanya huruf-huruf milikku saja
aku tahu itu
terkadang aku mesti rela huruf-huruf kecilku tergusur oleh milik mereka yang lebih besar
yang lebih mendapat tempat di hati dan layar monitormu
dan kau membiarkan huruf-hurufku duduk sendiri kedinginan di dalam layar
kadang terlupakan

bermain huruf memang menyenangkan
kadang-kadang kucoba sedikit menggoda huruf milikmu dengan nakal
dan kau pun balik menggoda huruf-huruf milikku
aku suka sekali merangkainya
apalagi merangkainya untukmu
di tengah kantuk yang hebat
aku tetap menyusun barisan hurufku serapi-rapinya
sudah kukatakan aku tak akan memejamkan mata sebelum engkau terlelap
aku juga tak tahu kapan ini harus berakhir
ataukah seperti ini yang terbaik?
aku ingin membunuh perasaanku sendiri
agar sekali lagi aku bisa berdiri tegar
dan sendiri
seperti huruf-huruf itu