Dalam ricuhnya dunia
kegamangan jiwa pun muncul
menghadap ke timur
berjalan ke arah bintang panduan
Kabut datang
timur tiada lagi terang
di tenggara ada dua sinar yang menyala
kaki-kaki kecilmu itu melangkah kepadanya
Pada akhirnya tersapu oleh esok
tiada nyata lagi
awan berkumpul di selatan
memberi fatamorgana naungan yang sejuk
Tapi sekumpulan uap air tersebut memuntahkan dirinya
lenyap bagai pasir di atas batu licin yang tertiup angin
mungkin mentari bersedia menjadi panduku
tapi malam datang tak di undang menenggelamkannya
Berdiri tegak di atas mercusuar tua
sendirian di tengah sepi yang menyambut
melolong sekeras-kerasnya bagai anjing sakit
hamparan merata di depan mata menyahut
Sudah saatnya
untuk berjalan sendiri
menentukan arah langkah
menjadi pandu diri
Tuesday, January 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment