Kesempurnaan adalah setetes zat kimia keras yang bereaksi ketika bercampur dengan darahmu yang mengalir. Membuat aliran darahmu berhenti seketika menjadi beku. Lalu terdengar gemeretak balok-balok es di barengi keluarnya asap hijau dari dalamnya. Lendir panas meleleh melumuri sekujur organ dalam tubuhmu. Tak lama kemudian ia menembus keluar melalui rongga-rongga kulitmu. Kulitmu rusak. Kulitmu lumer. Bau busuk menusuk. Hanya dalam 1 menit tubuhmu tinggal kerangka. Kau pun mati tanpa di kenal dan tanpa bisa mengenali dirimu lagi.
Perlu kau ketahui, ia merupakan sebuah batas yang tak berbatas. Ia tak mengenal kata akhir. Tak mengenal kata cukup. Tak mengenal rasa kenyang. Ia selalu lapar dan haus. Ia belum puas kalau belum menggerogoti sekujur tubuhmu hingga habis. Ia adalah penjara. Ia adalah zat kimia yang siap membuat seseorang tak mengenali dirinya lagi. Tanpa kau ketahui sebenarnya. Ia adalah sebuah batas.
Sempurna dan aturan. Keduanya bagai sendok dan garpu. Tiada guna kecuali tuk mengais makanan dan minuman. Dengan keduanya kau menjadi terhormat. Kau menjadi berbeda dari kita semua. Kau menjadi dirimu yang baru. Seorang bangsawan. Seorang tuan tanah. Seorang konglomerat. Yang tak pernah merasa puas lalu menghisap. Tapi dengan keduanya kau menghisap dirimu sendiri. Kau pun lupa. Keduanya juga adalah batas.
Sempurna berarti aturan. Aturan berarti racun. Kau tak kan pernah bisa lepas dari keduanya. Menjadi sempurna adalah siksaan. Tanpa kau sadari, kini keduanya tengah mencengkeram kedua tanganmu. Menjilati setiap butir keringatmu. Mengunyah setiap ototmu yang meregang. Mengoyak otakmu. Dan terus meniupkan toksin ke jantung kecilmu. Kasihan dirimu yang diperkosa. Kau inginkan orgasme tapi ia tak pernah berikan padamu sebuah kepuasan tertinggi yang benar-benar puas layaknya orang yang melakukan hubungan seks. Dirimu terlontar ke ruang angkasa. Jauh sekali hingga tak nampak lagi.
Siapa yang tak tersiksa melihat kenyataan ini?. Mengapa kau masih menginginkannya juga?. Kenapa tak segera kau galakkan kekuatan tuk membunuh keduanya?. Sebelum dirimu tewas di terjang olehnya. Lekas. Keluarkan pedangmu. Tebas kedua batang lehernya. Potong masing-masing menjadi ratusan bagian. Lalu kuburkan tiap kepingannya di tempat-tempat yang berbeda. Jangan lupa siramkan minyak dan tebarkan tumpukan jerami di atasnya. Bakar hingga tak bersisa. Jangan sampai kau melihatnya lagi. Apalagi kau temui.
Monday, December 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment