Monday, February 12, 2007

Sekarat

Mungkin beberapa jam lagi kita kan berpisah
terbangun di pagi selanjutnya tanpa mengenali sesama lagi
aku menatap dirimu yang kehilangan sebagian ingatan mu
semuanya mungkin...

akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah berkelakar bersama seorang gadis latin?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah menggoda ibu-ibu muda yang seksi di tempatku?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah memuji keelokan seorang gadis berambut pirang di sebuah sekolah?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah mengagumi kemolekan gadis-gadis yang masih bau kencur di sini?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah memberi penilaian pada setiap atraksi gadis-gadis sirkus itu di kursi ini?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah terhenyak dengan keimutan gadis-gadis jepang di rumahku?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah mandi bersama dengan pelacur dalam hangatnya air di kamar mandiku?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah mencoba mengintip seorang gadis muda yang tengah tertidur pulas di kasurku tanpa busana sedikit pun?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah berbuat liar bersama wanita bergaun merah di kamarku?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah menangkap basah sepasang gadis muda tengah bercumbu di kamarku?
akan masih ingatkah kau kalau dulu kita pernah memergoki sepasang muda mudi tengah bermain kuda-kudaan di karpet ini?

Hihi...
semuanya begitu indah
begitu lucu kalau kubilang
andai saja kau tidak terjangkit penyakit itu
kita kan terus mengarungi kesenangan-kesenangan itu bersama
sampai ini semua harus berakhir

Tak kusangka baru sekejap kita bersama
kau harus pergi bersama sebagian ingatanmu
hidup serasa sehari saja
begitu cepat

Akankah kau masih ingat diriku nanti?
kamar ini?
kursi ini?
tangan ini?

Ataukah semuanya harus kembali lagi dari nol?
mengenalkan padamu lagi tentang apapun yang kau temui?
kalau memang itu yang harus terjadi
akan kulakukan

Sekarang semuanya tergantung pada diriku
yang masih berat melepas kepergianmu
yang bersikeras menahanmu tuk terus hidup bersamaku
sampai kau mati dengan sendirinya

2 comments:

Seorang Sendja said...

mau pergi,seakan blm berjuang maksimal..bahagia kita bersamanya..tp nanti dia mati pelan2..spt keledai buridan,yang mati di tengah2 dua tumpukan jerami..krn tdk tahu harus memilih mana..maju atau mundur..heeeehhh =(

Anonymous said...

gokil...nih ternyata dalam dirinya tersimpan kata-2 yang sangat menggairahkan...menggelinjang...huehue