Saturday, February 24, 2007

Tertidur Lima Detik

Penghapus karet berwarna biru yang biasa kugunakan hari ini entah hilang kemana. Lupa terbawa atau terjatuh di mana. Pilot hitamku melejit cepat torehkan isinya ke atas kertas putih yang bersih. Tinta cina di sebelahnya sengaja kusenggol biar tumpah di atasnya. Tapi Pilot hitamku tak hentinya melukis sekumpulan awan gelap. Lalu membuat cerita tentang sekawanan semut hitam yang tengah berbaris gembira di taman sedang kuinjak-injak sampai mati. Hingga pupus harapan mereka tuk menikmati butir-butir gula yang mereka angkut. Aku dan sepatu baruku yang melenyapkannya. Seperti rayap. Ialah seekor rayap yang merobohkan setangkai bunga yang sedang mekar di bawah cahaya matahari. Bukan seorang manusia. Ialah seekor rayap yang meruntuhkan bangunan-bangunan kokoh di seluruh negeri. Bukan pula seorang manusia. Hanya saja rayap tak pernah melihat. Tentulah ia tak dapat melihat bangunan atau benda mana yang sedang di hancurkannya. Oleh karena itu aku ingin penghapus karet berwarna biruku kembali. Kertas putih yang bersih tadi kini tak bisa lagi di bilang bersih. Aku capai. Mungkin jika waktu kembali muda lagi, aku ingin santai-santai saja.

No comments: